HERNIA DIAFRAGMATIKA

Reski G1, Calin H2, Adelia M3, Putri M4 Oyong N5 1Penulis untuk korespondensi: Dokter Muda Ilmu Kesehatan Anak RSUD Arifin Achmad Pekanbaru/Fakultas Kedokteran Universitas Riau, Alamat: Jl. Diponegoro V No.05, Pekanbaru E-mail: riskigebrina@gmail.com 2Staf Dosen KJF Ilmu Kesehatan Anak Kedokteran Universitas Riau/RSUD Arfin Achmad Pekanbaru.

Abstrak

Diaphragmatic hernia is the protrusion of part of the intra-abdominal organ into the chest cavity through a defect contained in the diaphragm due to congenital abnormalities or trauma. The incidence of diaphragmatic hernia varies from 0.08-0.45 per 1000 births. The main management of congenital diaphragmatic hernia is surgery. The principle of diaphragmatic hernia surgery is the repositioning of the internal organs of the abdomen and the closure of defects in the diaphragm. Baby girl aged 1 day 12 hours sent from Tursina Duri Hospital, born SC on post-term gestation indication 40-41 weeks, with a birth weight of 3740 grams, body length 49 cm, with apgar scores of 8 and 9. Physical examination upon admission good tone, skin appears reddish, weeping, retraction (+), cyanosis (+), tightness (-), scaphoid(-). temperature 36.5ºC, heart rate 150 x/min, breathing frequency 70 x/min, left breathing sound weakened. Ballard score 35 (gestational age 38 weeks). The patient is diagnosed with mild respiratory distress, diaphragmatic hernia. After stabilization in the NICU, laparatomy exploration and closure of hernia defects at 2 days of age were performed. After that the baby was admitted to the NICU for 10 days, then moved to SCN, and went home in good condition. Hernia diafragmatika merupakan penonjolan sebagian organ intra abdomen ke dalam rongga dada melalui suatu defek yang terdapat pada diafragma akibat kelainan kongenital atau trauma. Insidensi hernia diafragmatika bervariasi dari 0,08-0,45 per 1000 kelahiran. Tatalaksana utama hernia diafragmatika kongenital adalah pembedahan. Prinsip pembedahan hernia diafragmatika yaitu reposisi organ dalam perut dan penutupan defek yang ada di diafragma. Bayi perempuan usia 1 hari 12 jam kiriman dari RS Tursina Duri, lahir SC atas indikasi post term gestasi 40-41 minggu, dengan berat badan lahir 3740 gram, panjang badan 49 cm, dengan apgar score 8 dan 9. Pemeriksaan fisik saat masuk tonus baik, kulit tampak kemerahan, menangis, retraksi (+), sianosis (+), sesak (-), scaphoid(-). suhu 36,5ºC, denyut jantung 150 x/menit, frekuensi napas 70 x/menit, suara napas kiri melemah. Ballard score 35 (usia gestasi 38 minggu). Pasien didiagnosis dengan gawat nafas ringan, hernia diafragmatika. Setelah stabilisasi di NICU, dilakukan laparatomi eksplorasi dan penutupan defek hernia usia 2 hari. Setelah itu bayi dirawat di NICU selama 10 hari, kemudian pindah ke SCN, dan pulang dalam kondisi baik. PENDAHULUAN Hernia diafragmatika merupakan penonjolan sebagian organ intra abdomen ke dalam rongga dada melalui suatu defek yang terdapat pada diafragma akibat. kelainan kongenital atau trauma.1 Hernia diafragmatika kongenital (congenital diaphragmatic hernia/CDH) adalah defek yang berkembang di dalam diafragma yang menyebabkan viscera abdominal mengalami herniasi ke dalam dada selama perkembangan paru (ketika arteri pulmonal dan bronkus mengalami percabangan).2 Prevalensi dari hernia diafragmatika kongenital berkisar antara 1:4000 – 1:2000 kelahiran hidup, yaitu kira-kira 8% dari kelainan kongenital mayor. Insidensi hernia diafragmatika bervariasi dari 0,08-0,45 per 1000 kelahiran. Kisaran luas dari prevalensi ini kemungkinan disebabkan karena underdiagnosis yang berhubungan dengan kematian awal selama periode neonatus. Keparahan kondisi bervariasi luas dengan derajat hipoplasia dan hipertensi pulmonal. Setelah peningkatan di dalam perawatan pasien, beberapa Rumah Sakit melaporkan angka harapan hidup > 80%.3,4 Setelah lahir, bayi yang mengalami Hernia Diafragma Kongenital berat memperlihatkan gejala distress pernapasan (sianosis, takipnea dan penonjolan sternum). Beberapa bayi mengalami sianosis, takipnea dan grunting respiration setelah lahir beberapa menit atau beberapa jam kemudian. 5 Tatalaksana utama hernia diafragmatika kongenital adalah pembedahan. Prinsip pembedahan hernia diafragmatika yaitu reposisi organ dalam perut dan penutupan diafragma. Perbaikan pada fase neonatal awal dan stabilisasi fungsi vital lebih krusial. Fungsi pernapasan yang tidak stabil dapat meningkatkan angka kematian selama operasi. 6 ILUSTRASI KASUS Nama / No RM : By. Ny. SN Umur : 1 hari 12 Jam Ayah / Ibu : Tn. DS/ Ny. SN Jenis kelamin : Perempuan BBL : 3740 gram Alamat : Jl. Sukajadi Tanggal lahir (IGD RSUD Tursina Duri) : 25 Mei 2023 08.30 WIB Tanggal masuk (NICU RSUD AA) : 26 Mei 2023 19.30 WIB Bayi Perempuan dilahirkan di RSUD Tursina Duri dengan persalinan SC. Diagnosis ibu G3P2A0H2, gravid 40-41 minggu, lahir sc atas indikasi aterm, sisa ketuban jernih, faktor risiko tambahan tidak ada, JTHIU, persentasi kepala. Pasien lahir cukup bulan, menangis, dan tonus baik. dilakukan langkah rutin, Pasien menangis kuat, tonus baik APGAR score 1 menit adalah 8, lalu evaluasi nafas, detak jantung, dan saturasi, APGAR Score 5 menit adalah 9. Saturasi usia 10 menit tidak diketahui, Hr : tidak diketahui. Usia 15 menit, merintih (-) retraksi (-) (down score : 0), pada usia 30 Menit, neonates apneu. Pasien dilakukan asuhan pasca resusitasi (pemotongan dan perawatan tali pusat, Injekai Vit K1 paha kiri anterolateral IM, Salep mata chloramphenicol 1% , Identitas dan antropometri, anus (+). Usia 1 hari 12 jam bayi dirujuk ke RSUD Arifin Achmad karena bayi membiru 30 menit setelah lahir. Bayi dirujuk ke RSUD Arifin Achmad untuk penanganan lebih lanjut. Pasien tiba pukul 18.20 malam di IGD RSUD Arifin Achmad, setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan : Pemeriksaan Fisik Umum Tonus baik, kulit sianosis menghilang dengan O2, merintih (+), retraksi ringan (+), suara napas kiri melemah. • HR : 164 bpm • RR : 70 x/menit • SpO2 94 % dengan O2 Nasal kanul 2 lpm • Suhu : 36,6 C Riwayat Antenatal Care Ibu pasien kontrol dengan dokter kandungan sebanyak 6 kali yaitu pada trimester pertama 1x, trimester kedua 2x, trimester ketiga 3x. USG dilakukan di trimester ke 3 dengan hasil ibu dan janin dalam kondisi baik. Riwayat Penyakit Ibu Riwayat hipertensi selama kehamilan, keputihan, DM, jantung, dan penyakit menular seksual disangkal. Riwayat Penyakit Keluarga Tidak ada riwayat hipertensi, DM, jantung, dan cacat bawaan. Ayah pasien berusia 29 tahun dan ibu berusia 30 tahun. Pada jam 21.00 bayi masuk ke IPN (NICU) dengan kondisi: Pemeriksaan Fisik saat di Perina RSUD Arifin Achmad Kulit : Sianosis (+) menghilang dengan pemberian oksigen. SSP : Tonus kuat, refleks cahaya (+/+), kejang (-) Kepala : UUB baik, sekret mata (-), palatum (-) Sistem Respiratorius : Retraksi sedang (+), Merintih (+), Sesak (+) RR 70x/menit, DS 6 Sistem Kardiovaskular : HR : 160 denyut/menit , S1 S2 regular, murmur (-) gallop (-) Sistem Gastrointestinal : Abdomen supel, venektasi(-), massa (-), hepar dan lien sulit dinilai. Bising usus (+) Sistem Genitalia: Jenis kelamin Perempuan, anus (+) Eksremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik. Pemeriksaan Penunjang Rontgent Thorax (26-05-2023)

Kesan : Cor sulit dinilai Hernia diafragmatika sinistra Diagnosa Hernia Diafragmatika Sinistra Tatalaksana • Rawat di Inkubator NICU • Jaga bayi tetap hangat • Jaga Airway • O2 nasal kanul 2 lpm • Pasang OGT • Septic marker • Oral 50 cc/3 jam • Konsul ke Bedah PEMBAHASAN Bayi ini rujukan RS luar ke RSUD Arifin Achmad usia 1 hari 12 jam dengan gawat nafas dan sudah terdiagnosis dengan hernia diafragmatika sinistra berdasarkan klinis dan radiologis. Karakter klinis pasien ini tidak lengkap, tidak ditemukan scaphoid, dan hanya distress napas ringan. Pasien dirujuk dengan oksigen nasal kanul terpasang dan sampai di RSUD kondisi masih stabil. Rujukan pasien dengan hernia diafragmatika harus hati hati, hindari pemberian oksigen dengan aliran tinggi, seperti CPAP, dan hindari VTP. Jika ditemukan distress napas sedang, pertimbangkan intubasi sebelum merujuk. Setelah stabil di NICU RSUD langsung dilakukan laparatomi eksplorasi dan penutupan defek diafragmatika pada tanggal 27 Mei 2023. Operasi penutupan defek pada pasien dengan hernia diafragmatika, termasuk tindakan yang urgensi dan tidak emergensi selama napas dan hemodinamik stabil. Kondisi preop perlu dioptimalkan supaya operasi lancer dan kondisi post operasi baik. Pasien ini telah dilakukan operasi usia dua hari, setelah adaptasi minum bertahap dan atasi infeksi yang terjadi. Usia 10 hari pasien sudah dipulangkan dalam keadaan baik. DAFTAR PUSTAKA 1. Wilkinson D J, Losty P. Management of congenital diaphragmatic hernia in pediatrics and child health. England: Elsevier; 2009. 555p. 2. Merin R.G., 2006, Congenital diaphragmatic hernia from the anaesthesiologist viewpoint. Anesthesia Analgesia, 45: 44-52 3. Meurs, K.V., Short, B.L., 1999, Congenital Diaphragmatic Hernia : The Neonatologist’s Perspective, Pediatric Review, 20: 79 3. 4. King, H., 2010, Congenital diaphragmatic hernia in the neonate, British Journal of Anaesthesia, 156-159. 5. Rush.TheDiafragmatic Hernia,Newborn High Risk. [on line] 2009 January 03th. [5 screen]. Available from: URL: http// www.rush.edu.com. 6. Halamek LP and El-Sayed YY. Congenital Diaphragmatic Hernia: Perinatologist, s Perspective. Neo Reviews. 1999: e67-e70.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *