VARICELLA NEONATORUM
Varisela merupakan penyakit umum yang menyebabkan beragam gambaran klinis, mulai dari infeksi ringan yang sembuh secara spontan hingga episode rumit yang parah yang memerlukan rawat inap dan terapi intravena. Etiologi dari penyakit ini adalah virus varicella zoster pada infeksi primer dan herpes zoster pada infeksi laten atau sekunder. Penularan terjadi melalui kontak langsung dari lesi kulit dan melalui droplet sekret saluran pernapasan yang mengandung virus. Ada 3 bentuk infeksi VZV pada janin dan neonatus, yaitu fetal, kongenital (early neonatal), dan postnatal. Varisela neonatal adalah infeksi varisela pada usia 28 hari pertama yang didapat melalui kontak langsung bayi baru lahir dengan lesi kulit infeksius atau respiratory droplet.Varisela yang terjadi dalam usia 12 hari pertama merupakan infeksi intrauterin, sedangkan bila terjadi setelah usia 12 hari merupakan infeksi didapat/postnatal. Insidennya di United Kingdom diperkirakan 1/2.000 kelahiran hidup. Belum ada data insiden varisela neonatal di Indonesia. Meskipun pada sebagian besar kasus, infeksi ini tidak berbahaya, namun penyakit ini dapat menyebabkan penyakit menular yang mengancam jiwa pada bayi baru lahir yang tidak diimunisasi, terkontaminasi pada saat persalinan, terutama pada bayi prematur. Oleh karena itu, pengetahuan yang lebih baik mengenai riwayat penyakit varisela, serta faktor risiko penyebaran penyakit dan indikasi terapi, merupakan hal yang wajib dilakukan tidak hanya untuk memulai pengobatan dini pada mereka yang memerlukannya tetapi sebagian besar untuk menghindari rawat inap yang tidak perlu dan komplikasi nosokomial pada kasus lainnya.
Telah dilaporkan bayi berusia 26 hari dirujuk dari RS swasta dengan keluhan terdapat benjolan berisi cairan yang semakin membesar pada bahu kiri sejak 3 minggu. Awal keluhan terdapat benjolan berukuran kecil berwarna kemerahan di bahu kiri kemudian semakin membesar dan terlihat berisi cairan disertai keluhan demam yang hilang timbul sejak 1 minggu SMRS. Awalnya keluarga membawa pengobatan ke tukang urut kampung namun tidak membaik, lalu dibawa ke RS daerah dirawat selama 1 hari, setelah itu pindah ke RS Swasta dirawat selama 4 hari di ruang NICU. kemudian benjolan tersebut pecah dan mengeluarkan cairan nanah. Pasien dirujuk ke RSUD Arifin Achmad, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. pasien di rawat di RSUD arifin ahmad dengan indikasi Abses Glenohumeral Sinistra, selaam 4 hari rawatan, muncul bintil-bintil kemerahan yang bertambah luas disertai demam yang terus menerus. sebelumnya ibu dan kakak pasien memiliki keluhan yang sama. Selama ibu pasien mengalami keluhan tersebut, tidak ada pembatasan kontak yang dilakukan, pasien tetap minum Air Susu Ibu (ASI) dengan cara menyusu langsung dari ibu serta tetap berkontak langsung dengan ibu. riwayat gizi pasien baik, riwayat perkembangan tidak ada gangguan Pada pemeriksaan fisik, didapatkan suhu 38 derajat celcius, pada kulit di lokasi regio facialis, abdomen, brachii, cruris dan genitalia terdapat makula papul eritema dengan vesikel hingga krusta yang tersebar, difus ukuran lentikuler. pemeriksaan penunjang terdapat peningkatan leukosit dan kultur darah selaam rawatan terdapat hasil staphylococcus aureus sp. pasien di diagnosis abses glenohumeral sinistra, Varicella Post natal, Sepsis Neonatorum Awitan Lambat et Causa Staphylococcus Aureus Sp. Pasien mendapatkan tatalaksana berupa rawatan isolasi. pemberian nutrisi, antibiotik (Meropenem, Amikacyn), Antivirus Acylovir oral dan salep serta rawatan abses dikonsul bersama dokter spesialis bedah anak. selamat rawatan 11 hari, perbaikan klinis pasien baik, lesi bintil kemerahan sudah mengering, lesi baru tidak muncul dan pasien dipulangkan.
Varisela neonatal terjadi akibat infeksi primer virus varicella-zoster (VZV). Varisela bersifat sangat menular dan dapat didiagnosis klinis berdasarkan adanya lesi dalam berbagai stadium secara bersamaan. Varisela neonatal jarang ditemui dan berisiko menimbulkan komplikasi serius. Pada kasus ini didapatkan varisela neonatal dengan perbaikan klinis dan tanpa komplikasi. Namun, didapatkan infeksi campuran dengan bakteri sehingga diberikan regimen antibiotik untuk tatalaksana selain dari pemberian asiklovir. Manajemen kasus varisela neonatal saat ini terdiri dari pemberian asiklovir intravena dan pencegahan dengan imunoglobulin varisela zoster (VZIG).
Co-Asistant : Adrian Hartanto,S.Ked; Hana Xaviera Triani, S.Ked; Muhammad Teguh Hutomo,S.Ked; Sella gurana, S.Ked
Supervisor : dr. Zulfikri, Sp.A
Editor : dr. M.Wahyu Yusron