Gambar 1. Foto Xray babygram tampak hernia diafragmatika yang menyebabkan pendesakan mediastinum ke dextra. Gambar 2. Foto Xray babygram Setelah dilakukan tindakan plikasi diafragmatika. Gambar 3. Foto Xray Babygram serial sebelum pasien dipulangkan
Telah dilaporkan kasus eventrasio diafragmatika yang jarang terjadi. kasus ini memang tidak spesifik dan sering dicurigai hernia diafragmatika seperti yang telah ditemukan pada pasien berikut :
Neonatus cukup bulan usia 20 hari dibawa oleh rumah sakit daerah dengan keluhan sulit bernapas sejak lahir. Neonatus lahir spontan dengan bidan dengan berat lahir 2615 gram, lahir tidak langsung menangis,air ketuban hijau, Delay Clamp Cord tidak dilakukan. Bayi diberi rangsangan, menangis lemah, sulit bernapas. Bayi dirujuk ke RSUD daerah dan diberikan oksigen menggunakan nasal kanul. Setelah bayi sampai di rsud daerah diberikan CPAP, dengan saturasi bayi berkisar 85-90%. Bantuan CPAP dipertahankan selama 2 hari lalu diganti dengan O2 nasal kanul. Oksigen tidak bisa dilepas karena bayi biru berulang. Selanjutnya bayi diperiksa dengan xray babygram, diketahui ada kelainan di bagian thoraks ( hernia diafragmatika) lalu dirujuk ke RSUD arifin ahmad untuk tatalaksana lebih lanjut.
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan sesak, terlihat retraksi intercostal, suara paru bagian kiri menurun, pulsasi iktus kordisi berada di thoraks kanan, dan terdengar suara jantung di bagian kanan, ini menunjukkan kecurigaaan adanya desakan organ mediastinum ke arah kanan, oleh karena usus atau lambung mengisi ruang thoraks bagian kiri. Setelah dilakukan konfirmasi dengan Xray baby gram. Lalu pasien dikonsulkan ke bagian bedah anak dengan diagnosis preoperasi hernia diafragmatika.
Pasien dilakukan tindakan operasi oleh dokter spesialis bedah anak. Selama tindakan operasi bayi stabil, tidak ada bagian defek pada diafragma, melainkan adanya kelemahan otot pada diafragma sehingga pasien dilakukan tindakan operasi iplikasi diafragma dengan diagnosis Post Operasi eventrasio diafragmatika. Setelah dilakukan operasi klinis pasien menjadi baik, dan selama rawatan 3 hari pasien diberikan ventilator yang selanjutnya diekstubasi, stabilisasi post operasi, Xray baby gram serial untuk evaluasi . Diakhir rawatan, klinis pasien baik tidak ada retaraksi intercostal, suara paru bagian kiri vesikuler, iktus kordis terlihat dibagian kiri dan suara jantung sudah di bagian kiri lalu dikonfirmasi dengan xray baby gram serial tampak bagian thoraks normal, sehingga pasien dipulangkan.
Penutup : kasus ini dari awal tidak ada yang mengarah ke curigaan ke eventrasio diafragmatika maupun hernia diafragmatika. sesuai dengan kepustakaan, klini eventrasio diafragmatika tidak jelas ,sehingga tenaga medis perlu dilakukan pemeriksaan lebih cermat lagi pada pasien dengan kasus-kasus seperti ini. prognosis pada eventrasio diafragmatika ini baik.
C0-Assistant : Dwi Attahia putri Iwangga, S.Ked; Hanna nadira Salsabila, S.Ked; Rizki Nur Fajar,S.ked; Windi Yolanda,S.Ked
Editor : dr. M.Wahyu Yusron
Supervisor : dr. Nazardi oyong, Sp.A