KJHGKJG
PENGENDALIAN INFEKSI DI UNITPERAWATAN NEONATUS
PENDAHULUAN
Faktor yang memengaruhi infeksi nosokomial:
• Imaturitas sistem imun terutama pada bayi kurang bulan
• Prosedur invasif yang merusak jaringan seperti dilakukannya intubasi, kateterisasi, dan pemasangan berbagai jalur intravaskular
• Terlalu banyak bayi dan pengunjung serta kurangnya staf di unit perinatologi
• Penggunaan antibiotik yang tidak tepat
• Tidak dipatuhinya kebijakan pengendalian infeksi terutama untuk prosedur cuci tangan
PENERAPAN PENGENDALIAN INFEKSI
Lingkungan Ruang Bayi
• Ruang bayi harus terpisah dari lingkungan jalan dan tidak ada jendela yang terbuka ke daerah luar.
• Semua jalan masuk ke ruang perinatologi harus ada wastafel dengan keran yang bisa dibuka/ditutup dengan siku atau kaki dan sabun cair serta handuk sekali pakai untuk cuci tangan yang benar sebelum masuk ruang bayi.
· Batasi jumlah orang di ruang bayi.
• Harus ada ruang atau daerah isolasi.
• Lantai ruang bayi harus bersih sesuai ketentuan PPI
• Linen di dalam inkubator harus diganti sekali sehari atau jika terkontaminasi. Inkubator harus dibersihkan dengan air steril sekali sehari atau jika terkontaminasi. Inkubator harus diganti
supaya bisa dibersihkan secara menyeluruh dengan larutan hipoklorida 0,5%/antiseptik
• Setiap 5 hari untuk bayi <1000 gram
• Setiap minggu untuk bayi >1000 gram
• Label untuk menuliskan tanggal pembersihan harus ditempel pada setiap inkubator
• Harus ada area yang khusus untuk melakukan disinfeksi inkubator.
• Harus ada wastafel dinding di dalam ruang bayi, satu untuk setiap tiga inkubator
• Pemisahan limbah dibagi atas:
• Sampah infeksius (kantung berwarna kuning) Dressing bedah, kasa, verband, kateter, swab, plester, masker, sarung tangan, kapas lidi, kantong urin, sampah yang terkontaminasi dengan
cairan tubuh.
• Sampah domestik/rumah tangga (kantong berwarna hitam)Kertas, plastik, plastik bungkus
spuit/infus, kardus, kayu, kaleng, daun, sisa makanan, sampah yang tidak terkontaminasi cairan tubuh pasien.
• Sampah benda tajam (kotak berwarna kuning) Jarum suntik, pisau cukur, pecahan ampul, gelas obyek, lancet, sampah yang memiliki permukaan/ujung yang tajam
• Semua limbah cair (darah, cairan lendir & sekresi) dibuang di saluran air kotor dan disiram dengan air dalam jumlah banyak.
• Semua limbah tajam dibuang kedalam penampungan yang tahan tusukan dan air tidak pernah memberikan dari tangan ke tangan untuk dibuang.
Petugas
Prosedur Cuci Tangan
• Gulung lengan baju hingga siku dan lepaskan semua perhiasan.
• Sebelum masuk ruangan, cuci tangan secara seksama selama tiga menit dengan sikat untuk cuci tangan pra bedah yang basah dan larutan pencuci tangan antiseptik. Mulai dari tangan, bawah kuku dan bagian sisi jari.
• Bilas secara seksama dengan air
mengalir.
• Keringkan dengan tisu.
• Bilas tangan selama 15 detik atau lebih lama sebelum menangani pasien berikutnya.
• Direkomendasikan untuk menggunakan sarung tangan jika akan ada kontak dengan darah, cairan tubuh, selaput lendir atau kulit yang tidak utuh.
Neonatus
• Tali pusat harus kering dan bersih.
• Salep/tetes mata profilaktik diberikan kepada semua neonatus pada hari pertama.
• Neonatus yang dirujuk dari masyarakat harus ditempatkan di area khusus di ruang bayi dan langkah pencegahan untuk penanganan diterapkan selama 72 jam pertama. Hal ini harus dinyatakan dengan jelas pada inkubator atau pintu masuk ruangan.
Neonatus dalam kondisi berikut memerlukan isolasi menurut kategori tertentu, yaitu :
• Infeksi stafilokokus
• Konjungtivitis bakteri
• Gastroenteritis
• Luka infeksius
• Infeksi yang menular melalui udara; varicella, contohnya, memerlukan isolasi di ruang terpisah.
PERLENGKAPAN
Pencucian dan sanitasi
• Perlengkapan yang diperlukan untuk pemberian asupan dan nutrisi:
• Sterilisasi cangkir susu dengan benar. Botol tidak boleh digunakan karena akan mengakibatkan bingung puting
• Menggunakan air steril untuk mempersiapkan formula
• Sonde lambung untuk asupan diganti setiap 2-3 hari
• Cuci tangan sebelum dan sesudah mempersiapkan minum.
• Hal yang harus dilakukan untuk jalur infus:
o Ganti cairan infus steril setiap hari
o Evaluasi kasa setiap hari
o Ganti kasa jika kotor atau basah
o Evaluasi semua jalur masuk infus setiap hari. Kultur area yang terlihat terkena infeksi (misal merah,bengkak atau teraba panas)
o Ganti buret dan tabung infus setiap 3-5 hari
o Ganti spuit 50 cc untuk infus setiap pergantian cairan.
• Hal yang harus dilakukan pada perlengkapan pernapasan:
o Setiap pasien baru, menggunakan alat sirkuit pernapasan yang baru
• Hal yang harus dilakukan pada perlengkapan pengisap lendir:
o Ganti air dalam alat pengisap lendir setiap hari
Cuci selang pengisap lendir setiap kali setelah digunakan pada satu bayi
KEBIJAKAN
• Petugas unit perawatan neonatus harus selalu waspada kemungkinan penyebaran penyakit oleh mereka kepada neonatus
• Petugas ruang bayi dianjurkan untuk melaporkan adanya penyakit menular kepada penyelianya.
• Penyakit yang dapat dilaporkan adalah infeksi stafilokokus kutaneus, penyakit pernapasan, konjungtivitis dan gastroenteritis.
SURVEILANS
• Surveilans rutin insidensi infeksi yang minibar di ruang bayi merupakan keharusan.
• Selama terjadinya KLB
• Melakukan kultur dengan mengambil contoh bakteri yang mungkin ada di permukaan tertentu.
• Melakukan kultur darah neonatus yang terkena infeksi.
• Mengidentifikasi bakteri yang telah diisolasi.
• Perlu dilakukan kultur bakteri dari petugas, perlengkapan dan lingkungan di ruang bayi