Asfiksia perinatal dan HIE
Definisi
Hipoksia: Kekurangan oksigen parsial atau lengkap dalam jaringan
Iskemia: Penurunan atau penghentian aliran darah ke jaringan
Asfiksia perinatal: Keadaan pertukaran gas terganggu dalam plasenta atau paru yang mengarah ke hipoksemia progresif, hiperkarbia dan asidosis
Ensefalopati iskemik hipoksik: Keadaan ensefalopati neonatal berupa keadaan klinis yang mendiskripsikan abnormalitas dari tingkat neurobehavioral yang terdiri dari penurunan tingkat kesadaran dan gejala lain dari gangguan batang otak dan atau disfungsi motoric
ANAMNESIS
Faktor risiko meliputi:
- Kondisi antepartum (faktor maternal)
- Toksemia (preeklampsia/eklampsia)
- Diabetes
- Hipertensi dalam kehamilan atau hipertensi kronis
Penyakit jantung
- Penyakit vaskuler kolagen
- Infeksi
- Isoimunisasi
- Ketergantungan terhadap obat
- Kondisi obstetrik
- Solusio placenta
- Plasenta previa
- Tali pusat menumbung/prolaps tali pusat
- Ketuban pecah dini (KPD)
- Tidak memadainya plasenta
- Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT)
- Polihidramnion
- Kehamilan kembar/gemeli
- Kondisi intrapartum
- Presentasi abnormal/malpresentasi
- Partus presipitatus atau memanjang
- Distosia atau persalinan sulit
- Kehamilan lewat waktu/postmatur
- Kondisi postpartum
- Kelahiran kurang bulan
- Respiratory Distress Syndrome (RDS)
- Meconium Aspiration Syndrome (MAS)
– Sepsis
- Pneumonia
- Penyakit hemolitik
- Kelainan jantung atau paru
PEMERIKSAAN FISIS
HIE Tingkat I (ringan)
- Periode letargi dan iritabilitas, kewaspadaan berlebihan dan jitteriness berselang seling
- Kemampuan minum yang buruk
- Tonus otot meningkat, refleks tendon dalam berlebihan, refleks Moro berlebihan dan/atau spontan
- Eksitasi simpatik terbukti oleh peningkatan denyut jantung dan pupil mengalami dilatasi
- Tidak ada aktivitas kejang
- Gejala hilang dalam 24 jam
- Letargi
- Pemberian minum buruk, refleks gag tertekan
- Hipotonia
- Denyut jantung menurun dan konstriksi pupil yang menunjukkan stimulasi parasimpatik
- 50-70% bayi memperlihatkan kejang, biasanya dalam waktu 24 jam setelah kelahiran
- Abnormalitas neurologis yang terus berlanjut
- Koma
- Flasiditas
- Tidak ada refleks
- Pupil diam, sedikit reaktif
- Apnea, bradikardia, hipotensi
- Kejang tidak umum tetapi jika ada sulit ditangani
- Disfungsi sistem multi-organ termasuk:
- Nekrosis tubular akut
- Oliguria
- Hematuria
- Poliuria
- Kardiomiopati
- Hipotensi
- Hipertensi paru menetap pada saat lahir/ Persistent Pulmonary hypertension of the Newborn (PPHN) • Takipnea
- Hipoksemia
- Nekrosis hepatik
- ↑ Ammonia
- ↑ AST/ALT
- Ikterus
- Necrotizing enterocolitis (NEC)
- Kembung
- Feses berdarah
- Kemampuan kelenjar adrenal yang tidak memadai
- ↓ Glukosa
- ↓ Natrium
- ↓ TD
- Sekresi ADH yang tidak memadai
- Hitung darah lengkap (ICD 9 CM: 90.5)
- Glukosa darah (ICD 9 CM: 90.5)
- BUN dan kreatinin (ICD 9 CM: 90.5)
- Elektrolit darah, kalsium, fosforis, dan magnesium (ICD 9 CM: 90.5)
- Enzim hati (AST/ALT) (ICD 9 CM: 90.5)
- Analisis gas darah (ICD 9 CM: 89.65)
- Analisis urin dan jumlah urin (ICD 9 CM: 91.3)
- Pungsi lumbal mungkin perlu dipertimbangkan (ICD 9 CM: 90.0)
- USG kepala (ICD 9 CM: 88.71)
- EEG, CT-Scan, dan MRI jika ada indikasi dan tersedia
- Fetus and newborn affected by maternal anaesthesia and analgesia in pregnancy, labour and delivery (ICD 10: P04.0)
- Bacterial sepsis of newborn (ICD 10: P36)
- Meningitis (ICD 10: G00)
- Encepalitis virus (ICD 10: G05)
- Congenital malformations of the nervous system (ICD 10: Q00-Q07)
- Myoneural disorder, unspecified (ICD 10: G70.9)
- Birth trauma (ICD 10: P10-P15)
- Mempertahankan oksigenasi dan keseimbangan asam-basa, mulai ventilasi mekanik jika perlu
- Mengkoreksi dan mempertahankan elektrolit, cairan dan glukosa
- Mengoreksi hipovolemia
- Menghindari kelebihan cairan, hipertensi dan hiperviskositas
- Mengobati kejang - Fenobarbital loading dose 20 mg/kgBB. naikkan 5-10 mg/kgBB atau langsung 10-20 mg/kgBB sampai kejang terkontrol atau dosis maksimal 40 mg/kgBB tercapai. Jika kejang berhenti, pertahankan pada dosis rumatan 3-5 mg/kg/hari dibagi 1-2 dosis, 24 jam setelah loading dose - Jika kejang tidak dikontrol oleh dosis fenobarbital maksimal yang diperbolehkan, tambahkan fenitoin 20 mg/kgBB diberikan dengan kecepatan 1 mg/kgBB/menit. Dilanjutkan dengan pemberian dosis rumatan 24 jam kemudian dengan dosis 5-10 mg/kg/hari, diberikan setiap 8 jam dalam dosis terbagi rata. - Jika kejang masih tidak teratasi dapat dilanjutkan dengan pemberian midazolam 0,15 mg/kgBB dilanjutkan dosis rumatan 1 mikrogram/kgBB/menit dan dinaikkan 0,5-1 mikrogram/kgBB/menit sampai dosis maksimal 18 mikrogram/kgbb/menit - Alternatif lain jika anda berada di RS dengan fasilitas lengkap dapat menggunakan algoritma tahun 2013.
- Dilaksanakan pada neonatus aterm (36- 37 minggu) sebelum usia 6 jam dan memenuhi kriteria HIE
- Saat merujuk dipertahankan suhu 34°C–35°C (bila suhu di atas 35°C dipertimbangkan membuka pintu
- Kenali tanda dan gejala awal
- Segera atasi kejang dan kondisi akut
- Terdapat peningkatan mortalitas dan morbiditas dengan riwayat yang buruk
- Asidosis metabolik tali pusat parah (pH < 7,0)
- Skor Apgar < 3 untuk 20 menit
- Waktu neonatus untuk mencapai respirasi spontan terlalu panjang
- Pemeriksaan neurologis abnormal ³ 5 hari
- USG kranial dengan leukomalasia periventrikuler atau perdarahan serius berkait dengan kekurangan motorik dan kognitif pada saat tindak lanjut
- Cloherty JP, Eichenwald EC, Hansen AR, Stark AR.
- Gomella TL, Cunningham MD, Eyal FG.
- Queensland Clinical Guidelines.
- Martinello K, Hart AR, Yap S, Mitra S, Robertson NJ.
- Chalak L, Kaiser J.
- Slaughter LA, Patel AD, Slaughter JL.50