Dampak Penyakit Ibu Pada Neonatus

 

 

DAMPAK PENYAKIT IBU PADA NEONATUS

 

1.     Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Ibu Selama Kehamilan

Memperhatikan faktor risiko tinggi kehamilan (usia, jarak kehamilan)
Kecukupan asuhan prenatal termasuk imunisasi (4 kunjungan atau lebih)
Menghindari kelebihan berat badan selama kehamilan (terlalu kurus atau     obesitas)
Kenaikan berat badan yang sesuai dan melakukan kegiatan fisik
Keseimbangan nutrisi (asupan mikronutrien; besi, zinc, asam folat, yodium, kalsium )
Menghindari paparan buruk lingkungan     (nikotin, NAPZA, obat-obatan, pestisida)
Kesehatan mental termasuk stres dan depresi

 

2.     Hubungan Kurangnya Kepatuhan terhadap hal diatas bisa secara langsung atau tidak langsung


Komplikasi Neonatus Kurang Bulan, berat lahir rendah, dan hal-hal yang berkaitan dengan kesakitan dan kematian bayi.
Kejadian komplikasi neonatus spesifik yang lebih berat, misalnya anomali kongenital (kelainan tabung syaraf) dan terhambatnya pertumbuhan janin.

 

3.     Peranan Asuhan Prenatal :

a.   Mengidentifikasi secara dini komplikasi pada ibu dan memberikan bimbingan tentang perilaku sehat kepada ibu hamil

b.   Mendidik ibu dan keluarganya tentang identifikasi secara dini tanda bahaya selama kehamilan.

c.   Membantu ibu mempersiapkan kelahiran bayi dan memberikan pendidikan dasar mengenai asuhan neonatus/bayi baru lahir termasuk menyusui, IMD.

 

4.     Identifikasi Dini Kehamilan

a.   Penentuan secara akurat usia kehamilan

b.   Mempromosikan dan diadopsinya perilaku sehat sejak awal dan menghindari perilaku/paparan yang tidak sehat.

c.   Penapisan dini infeksi dan risiko lainnya.

d.   Meningkatkan kemampuan diagnosis dini dan perawatan penyakit ibu yang bisa mempengaruhi kehamilan :

-  Anemia

-  Malnutrisi ibu

-  Kondisi medis ibu yang sudah terjadi sebelum hamil (hipertensi, diabetes, TB, malaria, infeksi menular seksual, infeksi saluran kemih)

-  Penyakit jantung ibu

-  Kelainan tiroid

 

5.      Nutrisi Ibu

a.   Mengevaluasi status nutrisi

-  Kondisi berat badan sebelum hamil

-  Kenaikan berat badan yang optimal (10–15 kg)

-  Anemia (Hb  10 gram%)

-  Obesitas (uji tapis hipertensi & diabetes)

-  Defisiensi yodium endemik ( gondok )

-  Evaluasi asupan terutama vitamin

 

b.   Rekomendasi

-  Asupan yang seimbang

-  Suplementasi Kalsium dan Vit.D (defisiensi yang berat mungkin berhubungan dengan hipokalsemia pada neonatus)

-  Asupan asam folat yang mencukupi (dimulai sebelum kehamilan) mengurangi risiko kelainan tabung syaraf

-  Suplementasi besi yang mencukupi terutama pada kasus anemia

-  Menghindari Vit.A dosis tinggi (efek teratogenik)

 

 

 

6.      Infeksi perinatal Infeksi Virus :

a.   Cytomegalovirus

-  Ditularkan melalui plasenta, ASI

-  Berkaitan dengan PJT, hepatosplenomegali, mikrosefali, retinopati dan hydrops fetalis.

-  Dicurigai pada neonatus dengan ikterus, BBLR, trombositopenia dengan petekie kulit, dan tuli

 

b.   Rubella :

-  Ditularkan melalui plasenta

-  Dampaknya berbahaya bagi janin termasuk penyakit jantung kongenital, PJT, retinopati, kerusakan syaraf pendengaran, katarak, purpura dan hepatosplenomegali

 

c.   Herpes simpleks ( HSV)

-  Infeksi yang ditularkan saat intrapartum.

-  Dampaknya bagi janin termasuk : PJT, Ensefalitis/meningitis, kejang, retinitis, retardasi mental.

 

d.   Varicella Zoster

-  Ditularkan melalui plasenta < 20 minggu yaitu Varicella kongenital : mikrosefali, retinitis, jaringan parut pada kulit dan juga melalui kontak setelah lahir yaitu Varicella neonatorum.

 

e.    HIV

-  Ditularkan melalui plasenta, selama proses persalinan dan melalui ASI

-  Sebagian besar HIV/AIDS pada neonatus tidak menunjukkan gejala pada periode neonatus awal meskipun beberapa diantaranya mengalami PJT

 

f.    Hepatitis B

-  Ditularkan terutama sebagai infeksi yang masuk melalui ibu dan melalui ASI, jarang melalui plasenta.

-  Berkaitan dengan hepatitis kronis pascanatal, sirosis dan karsinoma hepatoseluler

 

7.     Infeksi Non-Virus :

a.   Neisseria Gonorrhoea

-  Infeksi yang terjadi pada masa intrapartum (ascending infection)

-  Opthalmia neonatorum atau neonatal conjunctivitis (gejala  awal)

 

b.    Treponema pallidum (syphilis)

-  Ditularkan melalui plasenta, di setiap saat selama kehamilan (dampak paling buruk jika infeksi dini).

-  Berkaitan dengan kematian janin, lahir mati dan syphilis kongenital (lesi kulit dan selaput mukosa, hepatosplenomegali, anemia dan trombositopenia, lesi pada tulang)

 

c.    Toxoplasma gondii

-  Ditularkan melalui plasenta

-  Infeksi

-  Bayi dengan toxoplasmosis congenital menunjukkan gejala: ikterus, chorionitis, hepatosplenomegali, kejang, hidriosefalus, mikrosefalus dan retardasi mental, tuli dan anemia.

 

8.      Penyakit tiroid

a.   Hipotiroidisme

-  Dicurigai terjadi pada ibu paska operasi tiroid, struma, atau Hashimoto Thyroiditis

-  Dapat menyebabkan lahir mati, PJT, kelahiran prematur, sindroma hipotiroid kongenital, diabetes kehamilan, abruption / solusio plasenta dan  preeklamsia. Indikasi untuk pemberian Tiroksin

 

b.   Hipertiroidisme :

-  Lebih umum daripada  hipotiroidisme

-  Harus dicurigai pada kasus dengan gondok

-  Paling sering disebabkan oleh penyakit Grave’s

-  Jika tidak diobati bisa berbahaya bagi ibu termasuk preeklampsia   berat, gagal jantung dan gangguan irama jantung

-  Dan pada janin dapat terjadi : abortus, prematur, PJT dan IUFD.

 

9.    Identifikasi Penyakit Yang      Diperberat Oleh Kehamilan

A. Preeklampsia

i. Risiko preeklampsia meningkat pada :

-  Sindrom antifosfolipid

-  Riwayat preeklampsia sebelumnya

-  Nuliparitas

-  Usia ibu > 35 tahun

-  Riwayat keluarga

-  Penyakit ginjal kronis, hipertensi, dan diabetes sebelum kehamilan

-  Kehamilan kembar

-  Obesitas, penyakit jaringan  penunjang

-  Hydrops fetalis

 

ii.Manifestasi             hipertensi          berat    pada kehamilan

-  Sistolik ≥ 160 dan diastolik ≥ 110

-  Protein dalam urin ≥ 5 gram dalam urin 24 jam

-  Jumlah urin sedikit ( < 500 cc / hari)

-  Sakit kepala, penglihatan kabur dan kebas

-  Nyeri epigastrik

-  Gejala kardiopulmoner, edema

-  Peningkatan enzym hati, jumlah trombosit menurun (<100.000)

-  Pertumbuhan janin buruk

 

B. Diabetes

i. Diabetes sebelum kehamilan :

-  Diabetes Melitus (DM) pregestasional merupakan ibu hamil sudah terdiagnosis diabetes sebelum kehamilan dan berlanjut selama kehamilan

-  Angka kematian ibu dengan DM pregestasional pada kehamilan  terutama diinduksi hipertensi, preeklampsia, partus macet dan  distosia bahu

-  Meningkatnya risiko keguguran dan anomali kongenital jika tidak terkontrol

-  Penyakit semakin parah jika kasus berlanjut (komplikasi ginjal dan retina)

 

ii.   Diabetes kehamilan :

-  Diabetes melitus gestasional (DMG) merupakan diabetes atau intoleransi glukosa dengan onset atau pertama kali terdeteksi pada saat kehamilan

-  Diabetes melitus yang tidak terkontrol selama kehamilan mengakibatkan peningkatan risiko keguguran pada trimester pertama, kelainan bawaan seperti kelainan jantung dan susunan saraf pusat, peningkatan kematian janin, persalinan prematur, preeklampsia, ketoasidosis,     polihidramnion, makrosomia, trauma persalinan khususnya nervus brakhialis, terlambatnya pematangan paru, sindrom distres pernapasan, ikterus, hipoglikemia, hipokalsemia serta peningkatan kematian perinatal

-  Ibu yang mengalami diabetes selama kehamilan setelah diikuti selama 5 tahun berkembang menjadi DM tipe            2 hingga 60% kasus

-  Terjadi pada 2 – 5 % kehamilan

-  Skrining gula darah dan glukosa urin, dan bila dicurigai maka dapat dilanjutkan dengan tes toleransi glukosa pada 18 – 24 minggu

-  Indikasi untuk tes glukosa urin pada trimester dua dan tiga

-  Harus dicurigai pada kasus makrosomia dan polihidramnion

-  Meningkatnya kejadian persalinan macet dan seksio sesaria serta trauma lahir

-  Jika tidak terkontrol dengan diet, pertimbangkan insulin

-  Hipoglikemia/hipokalsemia pada neonatus

 

10.   Memperkirakan Partus Macet

-   Mengidentifikasi pertumbuhan janin dan ukuran panggul untuk mengetahui     kemungkinan disproporsi sefalopelvik (kepala panggul). Partus lama dapat memicu terjadinya perdarahan dan ruptur uteri

-   Risiko partus lama dapat dideteksi salah satunya dengan pengukuran tinggi      badan dimana tinggi badan kurang dari 150 cm dianggap sebagai median untuk memprediksi kehamilan risiko tinggi.  

-   Di samping itu penyebab partus lama    adalah malposisi atau malpresentasi

-   Identifikasi dini kehamilan kembar

 

11.   Memperkirakan Kasus Yang Berisiko Perdarahan Ante Dan        Postpartum

a.   Mendiagnosis kasus dengan plasenta previa

b.   Mencegah ruptura uteri dengan manajemen aktif kala III dan suntikan oksitosin

c.   Beberapa faktor risiko terjadinya perdarahan postpartum dapat diprediksi saat pemeriksaan antenatal yaitu preeklampsia, riwayat perdarahan pada kehamilan sebelumnya, kehamilan ganda, grandemultiparitas

d.   Mengobati dan memantau kondisi yang berkaitan dengan solusio plasenta, misalnya :

-  Berusia lanjut

-  Hipertensi

-  Pengguna obat terlarang

 

12.   Memantau Fungsi Plasenta, Pertumbuhan Dan Kesehatan Janin

a.   Merupakan bagian rutin dalam kehamilan tapi harus dipantau terutama pada kasus yang berisiko tinggi, misalnya:

-  Hipertensi dalam kehamilan

-  Usia lanjut

-  Diabetes dalam kehamilan

-  Riwayat janin lahir mati atau persalinan kurang bulan

-  Riwayat PJT

-  Paparan terhadap tembakau atau     perokok

b.   Mencurigai buruknya fungsi plasenta :

-  Terhambatnya pertumbuhan janin

-  Oligohidramnion

-  Perubahan pola gerakan janin

-  Hipertensi berat

-  Kasus diabetes yang diperberat oleh kehamilan

-  Masalah tiroid

-  Terbukti ada infeksi perinatal

-  Jika terjadi salah satu situasi yang disebutkan di atas, mungkin perlu dilakukan pemeriksaan lanjut seperti USG

c.   Doppler

-  Jika diagnosis dapat ditegakkan, pertimbangkan untuk terminasi dini kehamilan

 

13.   Memperkirakan Terjadinya Persalinan Kurang Bulan Dan Berbagai   Risiko Yang Mungkin Terjadi

a.   Sekitar 30–40% persalinan kurang bulan tidak diketahui penyebabnya.

b.   Penentu paling kuat terjadinya persalinan kurang bulan adalah kejadian persalinan kurang bulan sebelumnya.

c.   Pada 70% kasus persalinan kurang bulan berkaitan dengan ketuban pecah dini (KPD).

d.   Kondisi ibu yang berkaitan dengan persalinan kurang bulan :

-  Abnormalitas uterus / serviks :

a). Malformasi uterus

b). Fibroid

c). Inkompetensia serviks

 

- Abnormalitas plasenta :

a). Plasenta previa dan solusio       plasenta

b). Penyakit ibu selama kehamilan ;

c). Anemia berat, penyakit jantung &  ginjal, hipertensi, diabetes

d). Trauma

 

- Infeksi ibu :

a). Infeksi saluran kemih

b). IMS termasuk HIV

 

-  Terpapar terhadap zat : tembakau dan obat-obatan terlarang

 

14.   PERTIMBANGAN KHUSUS LAINNYA :

-      Inkompatilibitas Rhesus

-      Genetik dan penyakit keluarga

-      Sindroma Down dan usia lanjut

 

15.   Pentingnya Kerjasama Tim Obstetri Dan Neonatal Demi Kesehatan Ibu Dan Neonatus

 

-      Penting bagi tenaga kesehatan asuhan neonatus untuk mengenali kondisi  obstetri yang mungkin mempengaruhi kesakitan neonatus

-      Perlu bekerjasama harmonis antar bagian kebidanan dan neonatologi untuk mencapai tujuan bersama dalam menolong persalinan bayi yang memerlukan asuhan khusus

-      Kerjasama seperti ini akan memastikan lingkungan persalinan yang sesuai dan ketersediaan tenaga profesional untuk memenuhi kebutuhan neonatus

-      Persiapan dan rencana rujukan bayi khusus tetapi tidak tersedia pada fasilitas pelayanan primer harus disiapkan jauh hari sebelumnya agar pemilihan fasilitas  dan hasil penanganan rujukan berjalan efektif.

-      Peluang bayi untuk tetap hidup akan  sangat baik jika asuhan yang diperlukan       tersedia di fasilitas kesehatan tempat mereka dilahirkan.

-      Hasil terbaik bagi ibu dan neonatus tercapai jika tenaga kesehatan asuhan obstetri dan neonatus menunjukkan  kerjasama dan saling menghargai dan      berdasarkan pada prinsip pengelolaan yang sama.

-      Hal ini untuk menghindari akan ” terjadinya saling menyalahkan ”

-      Keberhasilan selalu merupakan hasil pencapaian bersama

-      Tenaga kesehatan asuhan neonatus akan mencapai hasil yang terbaik jika memiliki          sistem pendukung yang diperlukan untuk membantu mereka melakukan diagnosis          dan perawatan neonatus

-      Antisipasi komplikasi neonatus          berdasarkan informasi yang diterima  kesehatan ibu akan membantu pemberi asuhan neonatus untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.

   

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *