CONTINUOUS POSITIVE AIRWAY PRESSURE (CPAP)
PENDAHULUAN
Sesak napas pada bayi baru lahir adalah suatu kumpulan gejala klinis berupa laju napas >60x/menit, retraksi interkostal, retraksi supraklavikula, retraksi epigastrium, napas cuping hidung, henti napas, sianosis, dan takikardia, yang timbul akibat gangguan pertukaran gas di dalam paru-paru bayi baru lahir.
Insiden sesak napas pada bayi baru lahir berkisar 6,7% dari total kelahiran. Sesak napas pada bayi prematur menyumbang insiden tertinggi sekitar 30%, diikuti bayi post matur 20,9%, dan terendah terjadi pada bayi cukup bulan 4,2%.
Berdasarkan etiologinya transient tachypnea
of newborn (TTN) merupakan penyebab tersering sesak napas bayi baru lahir
(42,7%), diikuti oleh sepsis neonatorum (17,0%), sindrom aspirasi mekonium
(10,7%), sindrom gawat napas bayi baru lahir (9,3%), dan asfiksia neonatorum
(3,3%). Sesak napas merupakan masalah
tersering dialami bayi, baik prematur maupun cukup bulan, yang dirawat di
neonatal intensive care unit (NICU)
Kondisi sesak
napas haruslah ditangani dengan seksama dan sedini mungkin untuk mencegah
komplikasi lebih lanjut, bahkan kematian pada bayi. Stabilisasi neonatus
yangterdiri dari mencegah hipotermia, membuka jalan napas, mempertahankan
respirasi optimal dan menjaga sirkulasi adekuat, serta mencegah hipoglikemia,
haruslah dilakukan pada semua kondisi sesak napas tanpa memandang
etiologinya. Tata laksana respirasi pada
sesak napas bayi baru lahir adalah pemberian tekanan jalan napas positif
berkelanjutan / Continous Positive Airway Pressure (CPAP)
PRINSIP CPAP
Tekanan jalan
napas positif berkelanjutan(CPAP) akan tercipta manakala terdapat aliran udara
hangat nan lembab mengalir melalui suatu sirkuit yang memiliki resistensi
tertentu. Berbagai cara untuk dapat menciptakan CPAP di antaranya menggunakan
mesin ventilator, sirkuit bubble CPAP, T piece resuscitator atau balon tidak
mengembang sendiri. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan
sendiri-sendiri.
CPAP akan
terhantarkan dengan baik ke jalan napas bayi melalui suatu perantara
(interface). Berbagai interface yang dikenal antara lain sungkup, single nasal
prong, short bi nasal prong dan pharingeal prong.
Terdapat 2 tekanan
saat bayi bernapas, yaitu tekanan puncak inspirasi dan tekanan akhir ekspirasi/
positif end- expiratory pressure (PEEP).
Cara paling efektif menciptakan CPAP adalah dengan memberikan PEEP
adekuat yang berkelanjutan sehingga
tercipta kapasitas residual paru yang optimal.
UKK Neonatologi
Indonesia sepakat mulai memberikan PEEP 7 cmH2O, yang selanjutnya dilakukan
penyesuaian. Jika bayi masih mengalami sesak napas, maka tekanan dapat
ditingkatkan, jika sesak napas membaik, maka tekanan dikurangi 1 cmH2O. PEEP maksimal adalah 8 cmH2O sementara PEEP
minimal adalah 5 cmH2O.
DEFINISI
Continuous
positive airway pressure (CPAP) merupakan suatu metode untuk mempertahankan
tekanan positif pada saluran napas neonatus selama pernapasan spontan.
EFEK FISIOLOGIS CPAP
· Mencegah
kolapsnya alveoli dan atelektasis
· Mendapatkan
volume yang lebih baik dengan meningkatkan kapasitas residu fungsional
· Memberikan
kesesuaian perfusi ventilasi yang lebih baik dengan menurunkan pirau
intrapulmonar
· Mempertahankan
surfaktan
· Meningkatkan
kompliance paru
· Mempertahankan
diameter jalan napas tetap sehingga menurunkan resistensi jalan napas
· Menurunkan
usaha napas
GANGGUAN YANG DAPAT DIATASI CPAP
NASAL
Bayi yang
mendapatkan manfaat dari CPAP nasal adalah:
· Bayi
kurang bulan dengan RDS
· Bayi
dengan TTN (transient tachypnea of the newborn)
· Bayi
dengan sindroma aspirasi mekonium
· Bayi
yang sering mengalami apnea obstruktif
· Pasca
ekstubasi dan lepas dari tunjangan ventilator
· Bayi
dengan penyakit jalan napas seperti trakeomalasia dan bronkiolitis
· Bayi
pasca operasi abdomen atau dada
KRITERIA MEMULAI CPAP NASAL
Semua bayi, cukup
bulan atau kurang bulan, yang menunjukkan SALAH SATU gejala berikut ini
harus dipertimbangkan untuk menggunakan CPAP
· Frekuensi
napas >60 x/mnt
· “Merintih
(grunting)” dalam derajat sedang sampai
parah
· Retraksi
dinding dada
· Napas
cuping hidung
· Desaturasi/
Saturasi oksigen <93% (preduktal)
· Sering
mengalami apnea obstruktif
· Pasca
ekstubasi dan lepas dari tunjangan ventilator mekanik apabila diperlukan
· Bayi
ekstrim prematur yang bernapas spontan < 28 minggu atau kurang dari 1000
gram (early CPAP)
KONTRAINDIKASI PEMASANGAN CPAP
· Apnea
sentral
· Hernia
diafragmatika
· Atresia
koana
· Fistula
trakheoesophageal
· Gastroschisis
· Pneumothorax
tanpa chest drain
· Trauma
pada nasal, yang kemungkinan dapat memburuk dengan pemasangan nasal prong
· Instabilitas
kardiovaskuler berat
KOMPONEN CPAP
Sistem CPAP yang
umum digunakan adalah terdiri dari tiga komponen
1.
Sebuah sirkuit yang
mengalirkan gas terus menerus yang terdiri atas :
a)
Sumber gas oksigen (100%)
dan udara bertekanan (21%) menghasilkan gas dengan konsentrasi oksigen (FiO2)
tertentu.
b)
Sebuah flow meter
mengontrol kecepatan aliran terus-menerus dari gas yang dihirup (biasanya dipertahankan pada kecepatan 5-10
L/menit).
c)
Sebuah humidifier
menghangatkan dan melembabkan gas yang dihirup agar mengandung uap air 44 mg/L
dan bersuhu 37 C.
d)
Sirkuit inspirasi yang
didalamnya terdapat heated wire sehingga gas yang dihantarkan dari humidifier
tidak kehilangan suhu dan kelembabannya
e)
Sirkuit ekspirasi yang dilengkapi dengan (water trap)
2.
Sebuah alat untuk
menghubungkan sirkuit ke saluran napas neonatus (interface). Untuk tujuan dalam
prosedur ini, Short bi- nasal prong
merupakan metode yang lebih disukai
3.
Sebuah alat untuk
menghasilkan tekanan positif pada alat sirkuit. Tekanan positif dalam sirkuit
dapat dicapai dengan memasukkan pipa ekspirasi bagian distal dalam air sampai kedalaman yang diharapkan (Bubble
CPAP).
MATERI UNIT CPAP
Sirkuit CPAP lengkap
harus dirangkai sebelum dipergunakan. Jika bayi memerlukan CPAP.
Unit CPAP
memerlukan perlengkapan berikut:
· Sumber
aliran oksigen dan udara
· Pencampur
Oksigen dengan flow meter
· Pipa
dari flow meter ke alat pengatur kelembaban
· Humidifier
· Pipa
sirkuit berkerut dengan sambungan ke alat pengatur kelembaban
· Peralatan
kateter nasal (terdiri dari nasal prongs, topi dan Velcro)
· Prong
yang ukurannya tepat harus sesuai dengan ukuran lubang hidung tanpa menekan
septum. Jika prong terlalu kecil, akan ada peningkatan resistensi udara yang
tidak perlu dan udara keluar dari sekitar prong dan sulit untuk mempertahankan
tekanan yang sesuai. Prong yang terlalu kecil atau terlalu besar bisa merusak
selaput lendir dan septum lecet. Pedoman umum ukuran prong yang tepat
adalah
ü Ukuran
2 untuk berat 1000-2000 g
ü Ukuran
3 untuk berat 2000-3000 g
ü Ukuran
4 untuk berat 3000-4000 g
ü Ukuran
5 untuk berat > 4000 g
· Pita
pengukur
· Plester
hydroksikoloid untuk mencegah trauma hidung
· Tabung
yang berisi air steril dengan kedalaman terntentu.
CARA PEMASANGAN CPAP
1.
Tempelkan selang oksigen
dan udara ke pencampur dan flow meter lalu hubungkan ke alat pengatur
kelembaban. Pasang flow meter antara 5-10 liter/mnt.
2.
Tempelkan satu selang
ringan, lemas dan berkerut ke alat pengatur kelembaban. Hubungkan probe
kelembaban dan suhu ke selang kerut yang masuk ke bayi. Pastikan probe suhu
tetap di luar inkubator atau tidak di dekat sumber panas radian.
3.
Jaga kebersihan ujung
selang kerut yang lain dan ditutup.
4.
Tentukan tekanan CPAP
dengan mengatur kedalaman pipa sesuai dengan PEEP yang diinginkan.
Cuci tangan yang
benar sebelum menyentuh prong atau pipa
CPAP bayi adalah suatu keharusan. Sarung tangan steril harus digunakan saat mengisap
lendir jalan napas. Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan faktor
penting untuk kelangsungan hidup bayi dan tata laksana paru
KARAKTERISTIK SISTEM CPAP YANG BAIK
· Pipa
yang fleksibel dan ringan sehingga pasien bisa mengubah posisi dengan mudah.
· Mudah
ditempel dan dilepas
· Resistensinya
rendah sehingga pasien bisa bernapas dengan spontan
· Relatif
tidak invasif
· Sederhana
dan mudah dipahami oleh semua pemakai
· Aman
dan efektif dari segi biaya
PENGGUNAAN CPAP
Mempersiapkan
sistem
· Hubungkan
alat pencampur ke FiO2 yang sesuai.
· Nyalakan
flow meter ke angka antara 5-10 liter/mnt.
· Isi
pipa untuk melembabkan dengan air steril sampai batas yang telah
ditentukan, nyalakan alat pengatur
kelembaban dan sesuaikan kelembabannya sehingga kekentalan sekresi bisa terjaga
dan insensible water loss bisa dihindari. Atur suhu pada 37oC.
· Pilih
ukuran prong yang benar dan hubungkan dengan ujung selang kerut yang bebas.
· Tutup
ujung prong nasal untuk menguji fungsi sirkuit.
Amati gelembung yang muncul di permukaan air.
Menghubungkan
sistem ini dengan bayi
· Posisikan
bayi dan naikkan bagian kepala tempat tidur 30°.
· Hisap
lendir dari mulut, hidung dan faring dengan lembut. Gunakan kateter ukuran
besar yang bisa masuk ke hidung tanpa kesulitan yang berarti. Pastikan bahwa
bayi tidak mengalami atresia koana.
· Letakkan
gulungan kecil di bawah leher/bahu bayi. Sedikit ekstensi leher untuk menjaga
jalan napas tetap terbuka.
· Lembabkan
prong dengan air steril atau tetesan NaCl 0,9% sebelum memasukkannya ke dalam
hidung bayi, dengan lengkungan ke bawah. Sesuaikan sudut prong dan kemudian
putar selang kerut hingga dicapai posisi yang benar. Untuk memastikan posisi
yang tepat, periksa
a)
Lubang hidung tertutup
sama sekali oleh prong.
b)
Kulit hidung tidak
tertarik yang terlihat dari pucatnya warna kulit di sekitar tepi lubang hidung.
c)
Selang kerut tidak
menyentuh kulit bayi.
d)
Tidak ada tekanan lateral
pada septum.
e)
Ada sedikit ruang antara
ujung septum dan bridge di antara prong.
f)
Prong tidak bersandar
pada filtrum.
· Masukkan
pipa orogastrik dan lakukan aspirasi isi perut. Anda bisa membiarkan pipa di
tempatnya untuk menghindari distensi lambung.
· Gunakan
ukuran topi yang sesuai dan lipat ujungnya 2-3 cm. Pasang topi di kepala bayi
sehingga ujungnya tepat di atas telinga. Atur selang kerut di sebelah kepala.
Pasang peniti di tiap sisi selang. Gunakan gelang karet di sekitar peniti dan
di atas selang kerut untuk mencegahpergeseran atau berpindahnya peralatan ini.
· Setelah
bayi distabilisasi menggunakan CPAP, anda bisa memasang “moustache” Velcro agar
prong tidak bergeser dari posisinya. Bersihkan pipi dan bibir atas bayi dengan
air dan biarkan kering.Potong plester hydroxycolloid dan pasang tepat di atas
area yang sudah disiapkan. Potong Velcro dan pasang tepat di atas hydroxycolloid.
Potong dua strip Velcro lunak (lebar 8 mm) dan pasang melingkar area prong yang
menutupi pipi. Tekan kanula prong dengan lembut hingga Velcro strip yang lunak
menempel ke antara bibir dan hidung
MEMPERTAHANKAN CPAP NASAL
Sistem CPAP melalui
hidung bayi harus diperiksa setiap 2-4 jam
· Respirasi:
frekuensi napas, merintih (grunting), retraksi dan cuping hidung kembang kempis
dan suara napas
· Suhu:
ukur dengan cermat. Alat pengatur kelembaban mempengaruhi suhu tubuh bayi.
· Kardiovaskuler:
perfusi sentral dan perifer, tekanan darah dan auskultasi
· Neurologis:
tonus, respon terhadap stimulasi dan kegiatan
· Gastrointestinal:
distensi abdomen, visible loops dan bising usus
· Teknis:
probe saturasi oksigen pre-duktal dan pemantau kardiopulmonal
ü Pengisap
lendir rongga hidung, mulut, faring dan perut setiap 2-4 jam dan sesuai
kebutuhan. Meningkatnya upaya napas, meningkatnya kebutuhan oksigen dan insiden
apnea/bradikardi mungkin merupakan indikasi untuk melakukan pengisapan lendir.
Gunakan kateter ukuran paling besar yang bisa masuk ke hidung tanpa kesulitan
yang berarti (ukuran 6 tidak cocok untuk pengisapan lendir hidung). Catat
jumlah, konsistensi dan warna sekresi. Untuk melunakkan sekresi kental dan
kering, gunakan beberapa tetes salin steril (Nacl) 0,9%.
· Periksa
fungsi seluruh sistem CPAP - Apakah alat pencampur diatur pada persentasi yang
sesuai?
ü Apakah
flow meter diatur antara 5-10 liter/menit?
ü Apakah
alat pengatur kelembaban berisi jumlah air yang benar?
ü Apakah
suhu gas yang dihirup sudah tepat?
ü Apakah
selang kerut tidak terisi air?
ü Apakah
ujung pipa di botol outlet ada pada tanda 5 cm?
ü Apakah
permukaan asam asetat ada pada tanda 0 cm?
ü Apakah
botol outlet terlihat ada gelembungnya?
ü Jaga
jangan sampai kanula CPAP menyentuh septum nasal SEKALIPUN
ü Ubah
posisi bayi setiap 4-6 jam untuk drainase postur semua sekresi paru
MENGHENTIKAN PEMAKIAN CPAP
Setelah CPAP
dipasang, bayi bisa bernapas dengan mudah dan terlihat penurunan frekuensi
napas dan retraksi. FiO2 harus diturunan secara bertahap 2-5% dengan dipandu
“pulse oxymeter” atau hasil gas darah. Kebutuhan FiO2 biasanya turun menjadi
25% atau udara ruangan.
Jika bayi sudah
nyaman bernapas dengan CPAP dan FiO2 21% maka harus dicoba untuk melepaskannya
dari CPAP. Prong nasal harus dilepas dari corrugated tubing saat selang masih
di tempatnya. Bayi harus dinilai selama percobaan ini apakah mengalami
takipnea, retraksi, desaturasi oksigen, atau apnea. Jika tanda tersebut timbul,
percobaan dianggap gagal. CPAP harus segera dipasang lagi pada bayi paling
sedikit satu hari sebelum dicoba lagi di hari berikutnya.
Tidak dianjurkan
menurunkan tekanan < 5 cmH2O selama penyapihan karena bahaya atelektasis
paru. Bayi menggunakan CPAP 5 cm atau sama sekali lepas dari CPAP.
Jika ada keraguan
terganggunya pernapasan selama proses penyapihan, JANGAN disapih. Lebih baik
diantisipasi sebelumnya dan mencegah kolaps paru daripada menatalaksana paru
yang kolap
KOMPLIKASI CPAP
· Cedera
pada hidung, seperti erosi pada septal nasi, dan nasal snubbing
· Pneumothoraks
· Impedasi
aliran darah paru
· Distensi
abdomen
· Nasal
prong atau masker pada CPAP dapat menyebabkan bayi tidak nyaman yang
menyebabkan agitasi dan kesulitan tidur pada bayi
PEMBERIAN MINUM DENGAN CPAP
CPAP nasal bukan
merupakan kontraindikasi pemberian asupan enteral. Mungkin perlu melakukan
aspirasi udara yang berlebihan dari dalam perut sebelum pemberian asupan. Jika
stabil secara klinis, bayi dengan CPAP dapat menetek atau minum melalui sonde,
atau diberikan secara drip terus menerus.
INDIKASI VENTILASI MEKANIS
Bayi dengan CPAP
nasal dengan tekanan yang optimal akan memerlukan ventilasi mekanis jika terjadi hal berikut:
· FiO2
> 40 %, PEEP 8
· PaCO2
> 60 mmHg
· Asidosis
metabolik menetap dengan defisit basa > -8
· Terlihat
retraksi yang nyata saat dilakukan CPAP
· Sering
mengalami apnea dan bradikardi
Sebelum memulai
ventilasi mekanis, periksa:
· Apakah
sistem CPAP berfungsi lancar dan menempel di hidung bayi?
· Bagaimana
bayi secara klinis? Jika terlihat baik, ulangi gas darah untuk menyisihkan
kemungkinan kesalahan pemeriksaan laboratorium.
PEMECAHAN MASALAH SECARA CEPAT SELAMA CPAP
Tidak ada
gelembung di botol Hal ini karena ada
kebocoran udara di suatu tempat di sirkuit. Lepaskan prong dari hidung dan
lakukan oklusi. Jika sistem menimbulkan gelembung, berarti ukuran prong, tidak
tepat (mungkin terlalu kecil), atau lengkungannya tidak tepat di dalam hidung,
atau tidak pas ukurannya. Kadang-kadang dengan bayi hanya membuka mulut, sistem
akan berhenti menimbulkan gelembung. Hal ini dapat dikoreksi dengan menempatkan
‘strip dagu.’
Jika botol tidak
menimbulkan gelembung, hal ini berarti bahwa masalah ada di dalam sirkuit.
Periksa setiap komponen dalam sirkuit secara sistematis. Prong tidak tetap di tempatnya. Periksa yang berikut ini:
· Apakah
anda menggunakan prong dengan ukuran yang tepat?
· Apakah
topinya pas di kepala bayi?
· Apakah
corrugated tubing ditempelkan dengan benar kedua sisi topi dan pada sudut yang
tepat dengan prong?
· Apakah
Velcro moustache perlu diganti? Bayi
tidak tenang
· Periksa
sekresi jalan napas.
· Gunakan
dot dan bungkus bayi.
· Aspirasi
gas yang berlebihan dari perut (jika perlu).
Kerusakan septum nasal Kerusakan karena tekanan terus menerus dan/atau
friksi dengan septum nasal. Pencegahan merupakan strategi kunci.
· Gunakan
prong yang ukurannya tepat.
· Pasang
prong dengan tepat dan topi yang ukurannya sesuai, peniti yang ditempatkan
dengan tepat dan gelang karet pada corrugated tubing.
· Gunakan
Velcro moustache jika perlu.
· Bridge
of the prongs tidak boleh menyentuh septum nasal SATU KALI PUN.
· Hindari
memelintir prong karena akan menekan bagian lateral septum. Jangan gunakan gel,
krem, atau salep untuk melembabkan hidung (hanya NaCl 0,9% atau aqua steril).
DAFTAR RUJUKAN
Wu, S. 71
Kattwinkel J. 72
Ikatan Dokter Anak
Indonesia. 68
Spitzer AR, Clardk
RH. 73
Gregory GA,
Kitterman JA, Phibbs Rh, Tooley WH, Hamilton WK. 74
Sandri F, Ancora
G, Lanzoni A, Tagliabue P, Colnaghi M, Ventura M , dkk. 75
Subramaniam P, Ho
JJ, Davis PG. 76