TERAPI OKSIGEN
Pendahuluan
Percobaan pertama pembuktian bahwa oksigen itu tidak berwarna, berbau, dan berasa dilakukan oleh Joseph Priestley dipublikasi tahun 1774. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan teknologi untuk menangani bayi-bayi yang lahir prematur, maka pemberian oksigen dapat diberikan bersama dengan pemberian udara atau oksigen 100%, bergantung pada kondisi bayi saat resusitasi. Untuk bayi cukup bulan resusitasi diawali dengan FiO2 21% sedangkan bayi dengan usia gestasi kurang dari 35 minggu diberikan FiO2 30%.Pada tindakan resusitasi terutama pada kondisi bayi baru lahir bernapas spontan dengan sianosis sentral persisten, perlu diperhatikan pada pemberian oksigen. Tujuan pemberian oksigen adalah menargetkan semirip mungkin saturasi oksigen bayi baru lahir cukup bulan sehat, berapapun usia kehamilan bayinya. Bayi baru lahir memiliki saturasi oksigen yang rendah dan membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk mencapai kondisi normal (85-95%). Setelah pitu saturasi dikatakan normal apabila saturasi mencapai lebih dari 88%, jika kurang dari itu bayi akan membutuhkan oksigen.
Oksigen
Persediaan oksigen yang cukup harus tersedia setiap saat. Oksigen diberikan dengan kecepatan aliran yang tertentu. Inkubator memerlukan minimal 4-5 liters/menit; Botol air pada continuous positive airway pressure (CPAP) memerlukan 5-10 liter/menit. Masker oksigen pada wajah memerlukan 4 liter/menit dan sangat penting bahwa nasal kateter atau prong mengalirkan 0,5 – 2 liter/menit oksigen kepada neonatus.Kateter nasal merupakan cara paling efisien untuk mengirimkan oksigen tetapi oksigennya harus dilembabkan karena gas kering akan mengiritasi hidung dan dapat menyebabkan pendinginan. Humidifier atau pelembab merupakan bagian ideal
dari sistem ini tetapi tidak mutlak diperlukan kecuali neonatus menerima oksigen melalui sebuah kateter CPAP nasal atau selang endotrakeal. Acuan pada suplementasi oksigen untuk resusitasi bayi baru lahir dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Mulai pemberian dengan udara (oksigen 21%) pada bayi cukup bulan atau FiO2 30% pada bayi
usia gestasi kurang dari 35 minggu dan berikan oksigen sesuai kebutuhan.
2) Berikan oksigen 100% apabila:
· Saturasi oksigen masih di bawah 70% saat 5 menit atau di bawah 90% saat usia 10 menit.
· Denyut jantung tidak meningkat di atas 100 x/menit setelah 60 detik dilakukan ventilasi efektif.
· Mulai memberikan kompresi dada.
3) Fraksi oksigen disesuaikan dengan target yang dinginkan .
Udara Bertekanan
Untuk memiliki ketersediaan sumber udara bertekanan untuk dicampurkan dengan oksigen 100% sangatlah penting karena dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 100% yang
diperlukan oleh neonatus.Harus diingat bahwa beberapa bayi dapat mencapai saturasi di atas 90% walaupun tanpa suplementasi oksigen. Terdapat beberapa pilihan dalam pemberian
oksigen, yaitu oksigen-udara dihubungkan dengan Y-connector dan Oxygen concentrator (menghasilkan oksigen 95%) atau oxygen cylinder (oksigen 100%) ditambah dengan kompresor silinder/udara. BMS merupakan alat resusitasi yang sering dipakai di fasilitas terbatas maupun fasilitas lengkap. BMS dapat digunakan tanpa sumber gas (pemberian FiO2 21% sama dengan udara ruangan). Bila BMS disambungkan dengan sumber oksigen murni, fraksi oksigen (FiO2) pada masker bergantung dengan campuran aliran oksigen dan udara bebas yang masuk ke balon (bag) Contoh BMS adalah balon volume 250 ml. Studi menunjukkan BMS tanpa reservoir yang disambungkan dengan sumber oksigen dapat memberikan oksigen sekitar 40% dan memberikan oksigen 90- 100% bila dilengkapi dengan reservoir.
ANALYZER OKSGIEN
• Sebuah analyzer oksigen menentukan konsentrasi oksigen yang diberikan pada bayi.
• Analyzer ini harus dirawat secara rutin dan dikalibrasi dengan benar. Setelah pengaturan kalibrasi harus dipasang sensor analyzer di oxyhood di dekat hidung bayi untuk menentukan konsentrasi yang paling tepat untuk diterima bayi.
OXYHOOD
• Oxyhood harus terbuat dari plastik bening, cukup besar untuk menutupi kepala bayi dan masih
memungkinkan bayi untuk bergerak. Plastik harus keras dan padat sehingga oksigen/udara tidak bocor atau bercampur dengan udara kamar.
• Harus dipasang termometer pada oxyhood. Suhu di dalam oxyhood harus diatur dan dipertahankan di dalam kisaran lingkungan bersuhu netral bayi untuk mencegah bayi menggigil atau kepanasan.
• Penelitian Jatana dan kawan-kawan tahun 2007 menemukan bahwa sebaiknya apabila menggunakan oxyhood yang paling kecil dengan flow di atas 4 L/menit, untuk oxyhood sedang dan
besar dengan flow di atas 3 L/menit untuk mengurangi retensi CO2, dan memberikan maksimal flow 10 L/menit.
MEMANASKAN DAN MENGATUR KELEMBAPAN UDARA
• Harus tersedia mekanisme untuk memanaskan air yang akan digunakan untuk mengatur kelembaban.
• Air yang digunakan harus steril karena air ledeng mengandung organisme bakteri yang akan
melipatgandakan diri dalam air hangat.
• Kadar air harus dipertahankan pada kadar yang sesuai dan air diganti dengan air steril baru setiap
24 jam.
• Penting pula untuk memiliki mekanisme untuk menghubungkan sumber oksigen/udara dengan
unit pemanas/pelembab dan mempertahankan laju aliran kombinasi pada sekitar 4-5 liter/menit.
• Jika oksigen diberikan pada neonatus dengan flow 0,5-1 L/menit dengan menggunakan kateter nasal atau nasal prong, tidak diperlukan humidifikasi, sebaliknya oksigen diberikan dengan flow lebih dari 4 L/menit melalui kateter nasal atau nasal prong akan memerlukan humidifikasi
Daftar rujukan